Skip to main content

Tentang Keluarga Berkah

Kemarin kemarin saya buka Instagram dan follow akunnya bu Elly Risman. Jadi beliau rupanya memutuskan untuk menutupYayasan Kita dan Buah Hati ( sediiih) dan membuka Rumah keluarga Risman. Nah pas saya buka IG nya saya pantau, rupanya nampaknya beliau hendak meregenerasi anak-anak dan menantunya sebagai next Elly risman. Karena di akun tersebut.. Anak anaknya lah yg kini menjadi narasumber dari berbagai tulisan dan materi parenting. Melihat anak dan menantu beliau terjun dan melanjutkan 'dakwah' bu Elly.. Cuman satu komentar saya "Ini keluarga berkah bangeeet !"

Ya. Keluarga Berkah. Sebuah keluarga yang mampu memberikan manfaat buat banyak orang. Berkontribusi bagi masyarakat dan juga Islam. Rasanya saya terkagum kagum dan jatuh cinta ke sekian kalinya pada Bu Elly Risman. Bagaimana tidak ? Beliau pribadi mampu menjadi sosok yang mengedukasi ribuan keluarga di Indonesia untuk mampu menjadi orang tua yang baik. Tak cukup sampai situ, beliau pun menyiapkan regenerasi untuk melanjutkan 'dakwahnya' agar syiar mengenai keluarga ini tetap berlangsung. Dan siapakah regenerasi itu ? Ya. Anak-anak dan menantunya.

Kalo boleh berandai, rasanya saya ingin duduk berdua dengan bu Elly dan berdiskusi bagaimana caranya menyiapkan anak anak yang mau melanjutkan perjuangan ibu dan begitu kontributif terhadap masyarakat. Karena jujur, cita cita saya akan keluarga saya bukanlah menjadi keluarga kaya raya  Atau menjadi keluarga populer nan rupawan. Melainkan menjadi keluarga barokah, yang kebaikannya dirasakan oleh masyarakat. Dimana mereka tinggal.. Maka lingkungan sekitar merasakan baik akhlaknya, seruan baik yang muncul dr lisan mereka, serta perubahan positif dari dakwah mereka.

Hanya saja entahlah kapan saya bertemu beliau, selama ini hanya melihat di TV ataupun di Youtube. Tapi.. Ada satu hipotesis yang bisa saya dapatkan dari fenomena keluarga Risman dan juga keluarga keluarga inspirator lainnya yg pernah saya temui bahkan saya hidup dengan mereka. Bahwa.. Keluarga pejuang lahir dari orang tua pejuang. Keluarga yang berkah lahir dari orang tua yang berkah. Apa maksudnya orang tua yang berkah ? Sosok yang menyandang status orang tua, sekaligus individu yang memberikan banyak kebaikan kebaikan di tengah masyarakat. Kebaikan apapun itu baik sisi materi/fisik maupun nilai Islam di tengah masyarakat. Sosok ini yang mampu menunaikan tugasnya sebagai orang tua kepada anak sekaligus berkontribusi besar bagi masyarakat. Sehingga anak pun tercukupi haknya dan melihat orang tua sebagai teladan. Anak pun tertular memiliki semangat yang sama layaknya sang ayah dan ibu untuk berkontribusi bagi masyarakat.

Tentu mewujudkan ini tidak mudah. Semua ada ilmunya. Sejauh ini saya baru menemukan 1 buku yang membahas tentang regenerasi kebaika  dr anak. Judulnya " DNA Generasi Pejuang" karya Iwan Januar. Insya Allah saya review..semoga ada umur. Tapi Insya Allah itu bisa..selama kita meniatkan, bersungguh sungguh ikhtiar dan bertawakkal kepada Allah.
Masalahnya sudahkah kita menjadikannya sebagai sebuah cita cita ? Atau masih sibuk dg target dunia ? Silahkan jawab dari hati yang paling dalam :) Wallahu'alam bishawwab.

Comments

Popular posts from this blog

Growth Mindset in Motherhood

Berjibaku dalam dunia rumah tangga, relasi suami istri, menjadi orang tua emang gak mudah. Banyak banget tantangan yang harus di hadapi. Rasanya setiap minggu bahkan setiap hari ada saja masalah baru yang datang. Yang kadang kalo terus ditumpuk ternyata lama-lama bisa menimbulkan pola pikir destruktif di otak kita.  Misal kita berkali-kali mencoba resep MPASI tapi berkali kali pula di tolak dan dilepet kembali oleh anak.  Kalau kita punya pikiran destruktif, kita bisa aja berfikir “ aduh ni kayaknya aku ga  bakat masak nihh.. makanannya ditolak terus “. Atau bisa juga kita langsung ngejudge, “ wah ni anak pilih pilih makan nih kayak bapaknya, ya udahlah seadanya aja”.  Dan akhirnya kita pun meyerah dan memberikan makan sesuai ‘selera’ anak bukan kebutuhannya Nah pola pikir mirip sepert ini, yang cenderung menyerah dengan kondisi, menjudge diri/kondisi terlalu dini, dan merasa bahwa keadaan ataupun segala sesuatu itu sudah baku alias ga bisa diubah ini bahaya banget...

Ketika Khalid Sakit

Minggu lalu itu minggu yang super nano nano. Gimana enggak ? Khalid yang kuat dan aktif ini tumbang kena DBD. Padahal sehari sebelumnya dia masih main main di luar dan sorenya aktif banget main sama kakak sepupunya. Hari jum'at pagi.. Khalid tiba2 panas tinggi. Awalnya masih aktif mau main, tapi menjelang jam 8 mulailah dia tumbang . Maunya selalu digendong dan gak mau ditaruh di kasue. Walhasil dr hampir dari pagi sampe sore, khalid aku gendong, bahkan tidurpun dalam keadaan duduk . Pas dicek suhunya 39,9.. Subhanallah hampir 40. Dan kita pun memutuskan dibawa ke dokter dan tes darah. Rupanya Khalid positif DBD. Duuh rasanya hati ini.. Cuman alhamdulillah belum dirawat karena trombosit masih normal. Akhirnya khalid dirawat waktu hari ke 5 demam, tepatnya saat trombosit turun. Selama sakit khalid banyak diemya. Khususnya sebelum dirawat. Karena sdg fase demam dan dia cuman suka digendong. Gak ngomong dan lemes aja. Rasanya tuh sedih. Kangen sama khalid yang aktif ngoceh ngoceh...

Ada Tunas di Rumah Kita

Akhir-akhir ini sedih banget, karena satu persatu ulama, da'i dan guru umat dipanggil oleh Allah. Sedih karena rasanya kehilangan penunjuk kebaikan dan sedih juga karena belum banyak meneguk ilmu mereka. Aku tuh mikir kalo ulama kita pada dipanggil. Trus nanti siapa yang jadi panutan, dan pemimpin umat di akhir zaman ini. Trus siapa juga yang jadi pasukan pemegang kebenaran yang Allah janjikan di hadis itu.  Tapi aku jadi mikir lagi. Ya mungkin kita memang ga bisa jadi ulama untuk berkontribusi di umat ini. Boro boro mak.. berapa juz kita hafal. Fiqih dasar aja masih blah bloh . Tapi kita sebagai orang biasa dan orang tua punya kapasitas besar melanjutkan estafet para ulama itu.  Yes. Lewat anak. Mereka yang masih kecil. Mereka yang belum tersentuh pemikiran liberal yang rusak. Mereka yang fitrahnya masih terjaga. Kita bisa banget mengarahkan itu semua. Supaya kelak, mereka lah yang jadi pasukan pasukan itu. Mereka yang menjadi ahli ibadah, ahli ilmu dan ahli amal. Supaya nant...